Friday, February 4, 2011 3 comments

“EXPERIENCE BEING ONE NIGHT GELANDANGAN @KL”

Semua berawal dari kesalahan saya mengirim pesan facebook kepada kakak angkat saya, Lala supaya menjemput saya „besok malam“, tidak membubuhkan tanggal dan saat itu saya menuliskan pesannya larut malam. Dikarenakan keterbatasan akses internet dan khususnya Facebook selama di Vietnam, jadi saya mengalami hambatan mengirim pesan :) Akibatnya? Begini ceritanya…

Suatu malam menantang sehabis backpackeran. Kali ini sepertinya universe mau ngasi lebih banyak lagi pengalaman hidup, kayak belum cukup ajah petualangan aral merintang (plus kere) Southeast Asia yang bahkan baru resmi selesai.

2 Februari 2011.  10.35 PM saya mendarat di KLIA, LCC terminal dari HCMC, Vietnam. Sebelum mendarat saya sempat membeli barang in flight sale: tiket sky-bus LCCT-KL SENTRAL senilai RM9, buat jaga-jaga kalau nggak dijemput, meskipun harganya lebih mahal RM2 dari biasanya (pelajaran penting: Jangan pernah terburu-buru beli tiket bus, ada banyak kok pas nyampe). Setelah mengambil bagasi berupa satu backpack, saya pun melajukan langkah ke bus stop, bus melaju 10 menit setelahnya, daaann cerita pun bermulai. Entah jam berapakah itu, setibanya di KL sentral akses komuter menuju universitas saya pun sudah tutup. Hadeeeh!! @__@‘
Taksi?? Uang dari manaa? Double charge tengah malam begini! Minta jemput temen? Sudah salah timing! Coba call temen yang lain? Pada di Indonesia! Coba temen Malay? Selain nomor kontak memang sudah tidak ada karena BB ku baru aja hilang, memang kebanyakan teman yang kemungkinan bisa menjemput sedang liburan ke kampung masing-masing! This is Chinese New Year Holiday, bro! OMG! Darn me!
Ok, what else? Try to contact them via fb? I tried! But right at the middle of my struggling effort, my battery was out. Charge it? Sudah diusir dari tempat tunggu dan tidak bisa menemukan plug. Ngenet di McD? Duit lagi miris? Mau coba telfon lagi? Baterai hape habis! 
Akhirnya tanpa berfikir panjang dan tetap berfikir positif : MASA BACKPACKER TAKUT NYASAR DI NEGRI SENDIRI? DI NEGRI ORANG ANTENG2 AJAH?! Justru itu! Saya sendiri masih bingung sama KL yang lumayan besar ini (maklum kuliah di hutan). Akhirnya mau tidak mau berusaha mencari jalan keluar : cari tempat ngecharge atau meminjam hp orang buat telfon. Tapi dimana dan bagaimana??? In the middle of nowhere in midnight???
I kept walking. I found myself confidence as usual (but his time is overconfidence: without map!). So, with my sense saya berjalan kemana saja kaki saya melangkah menelusuri high way KL yang ampun lebarnya-dan cukup mengintimidasi pejalan kaki karena tidak tahu harus kemana-sambil *kalau niat* membaca sign board. Sedikit lega, tidak lama berjalan ketemu pasar seni. Lega gimana ? Tidak ada apa-apa di pasar seni jam 2 malam ! Akhirnya kaki terus menelurusi kompleks Bumidaya di KL, *itu lo deket-deket Jalan Perdana dsb. Tapi, saya berada di sisi seberangnya. Karna gelap saya sebelumnya sama sekali tidak tahu jalan apa yang saya lalui. Yang saya tahu, saya berjalan untuk menghabiskan waktu. Kalau capek, duduk sebentar, kalau ngantuk cari tempat bersandar yang aman. Wew!

Akhirnya saya sampai di sebuah jembatan kecil yang dibawahnya ada anak sungai (masih di area yang sama). Ada beberapa gelandangan yang tidur di sana, satu diantaranya terbangun tiba-tiba dengan gerak waspada (dikirain saya polisi kali yak), padahal saya gak berisik. Saya menyusuri bahu jembatan dan sebenarnya terbesit di kepala saya (dan sangat ingin) untuk tidur di situ (*capek bgt dah ah), tapi entah kenapa saya hanya duduk sebentar dan melanjutkan perjalanan. Saya menyeberangi jembatan kedua yang ada di sisi seberangnya dan tiba-tiba seorang bapak-bapak ikut berjalan tepat setelah saya melewatinya. Hiyaaa, serem! Saya diikuti! Saya melanjutkan perjalanan dengan langkah sedikit terburu-buru dan mengedarkan pandangan ke jalan memastikan ada orang lewat. Memang ada, tapi semuanya menggunakan mobil dan melaju kencang. Duh, bagaimana saya minta tolong ini? Setelah melihat ke belakang beberapa kali dan sampai di ujung jalan yang terang, saya akhirnya lega, karena bapak itu tadi sudah tidak kelihatan. Setelah perasaan thrilled yang cukup mendongkrak adrenalin, rasa penat pun muncul lagi. Saya menelusuri jalan dan menemukan sebuah terowongan untuk menyeberang jalan. Ooops! Sebuah tim produksi film sedang melakukan syuting. Saya bingung. Saya sangat ingin menyeberang, tapi mengganggu jalannya syuting? Arghh..bagaimana cara permisinya ya? Setelah dua kali turun naik tangga terowongan itu, saya akhirnya memberanikan diri untuk meminta izin menyeberangi terowongan. Jadilah sekarang saya yang menjadi sorotan, semua kru syuting dan artis (rata-rata artis cilik, kemungkinan mereka sedang syuting film anak-anak) melototi saya (style backpacker nyasar). Saya berhasil menyeberangi terowongan dan melihat toilet umum. Ah! Pas sekali. Dan kenyataannya : Tidak pas. Toilet umum yang dimaksud sudah tutup. Cobaan berikut datang lagi : Saya menahan rasa ingin kencing. Tidak lama kemudian, saya berada di Jalan Perdana dimana Museum dan Bangunan bersejarah lainya seperti Bangunan Komuter dsb ada di sana. 

Jalan Perdana






Saya sudah lelah bukan kepalang. Saya pun tiba dibelakang kompleks mesjid samping kanan yang pastinya pagar akses menuju mesjid ditutup. Setelah diperhatikan, ada yang aneh di situ! Ya! Saya akhirnya sadar, kalau ternyata di setiap gundukan dekorasi yang ada di taman belakang mesjid itu, ada orang yang sedang tidur. Akhirnya tanpa fikir panjang, saya menemukan spot di sudut bangunan. Peduli amat! Yang penting gue mau sleeping! Berbantalkan backpack dan memeluk ransel berisi laptop saya pun berusaha tidur. Akhirnya tertidur sebentar sambil tetap waspada. Sesekali saya terbangun dan memastikan barang masih lengkap.  Pukul 4.30 terbangun, bukan karena ingin bangun atau digerebek polisi, tapi karena saya digigit semut! Eeww.


Kompleks mesjid bag.belakang tampak samping kiri
Saya bangun dan sambil mengucek mata, mulai berjalan lagi menyusuri jalan. Tidak lama, ketemu restoran india yang sudah buka. Leganya ! Artinya apa ? 1) Bisa ke toilet 2) Bisa istirahat tenang sambil menaruh barang dengan santai 3) Sarapan subuh sambil nonton TV!
Restorannya bersih dan murah! Recommended banget! 

Ini dia restoran penyelamat saya :)

Setelah menyaksikan Stoke City dikalahkan 2-0 oleh Liverpool (gol kedua dicetak dengan manisnya oleh Suarez), saya beranjak untuk naik komuter menuju ke UKM. Sebenarnya saya berniat ingin mengunjungi Museum dan Bird Park dulu pagi hari nanti. Ya, dihitung-hitung tanggung sekali, biar puas sekalian trip backpacker mendadak di KL.haha. tapi mengingat saya masih membawa backpack yang cukup besar, saya menangguhkan niat. Haha. 

Jalur menuju komuter, arsitekturnya unik ya? :)

The Commuter Platform

Sekitar pukul 8 pagi saya tiba di stasiun Universitas saya dan naik shuttle bus menuju ke kolej kediaman.
What a trip!

Avant-propos!

Welcome to my page! Feel free to drop your comment :)

Introduction

Welcome

.

Twitter

“We are born to learn, We learn to know, We know to share, We share to think, We think for CHANGE!”-Raja Reza Fahlevi

“EXPERIENCE BEING ONE NIGHT GELANDANGAN @KL”

Semua berawal dari kesalahan saya mengirim pesan facebook kepada kakak angkat saya, Lala supaya menjemput saya „besok malam“, tidak membubuhkan tanggal dan saat itu saya menuliskan pesannya larut malam. Dikarenakan keterbatasan akses internet dan khususnya Facebook selama di Vietnam, jadi saya mengalami hambatan mengirim pesan :) Akibatnya? Begini ceritanya…

Suatu malam menantang sehabis backpackeran. Kali ini sepertinya universe mau ngasi lebih banyak lagi pengalaman hidup, kayak belum cukup ajah petualangan aral merintang (plus kere) Southeast Asia yang bahkan baru resmi selesai.

2 Februari 2011.  10.35 PM saya mendarat di KLIA, LCC terminal dari HCMC, Vietnam. Sebelum mendarat saya sempat membeli barang in flight sale: tiket sky-bus LCCT-KL SENTRAL senilai RM9, buat jaga-jaga kalau nggak dijemput, meskipun harganya lebih mahal RM2 dari biasanya (pelajaran penting: Jangan pernah terburu-buru beli tiket bus, ada banyak kok pas nyampe). Setelah mengambil bagasi berupa satu backpack, saya pun melajukan langkah ke bus stop, bus melaju 10 menit setelahnya, daaann cerita pun bermulai. Entah jam berapakah itu, setibanya di KL sentral akses komuter menuju universitas saya pun sudah tutup. Hadeeeh!! @__@‘
Taksi?? Uang dari manaa? Double charge tengah malam begini! Minta jemput temen? Sudah salah timing! Coba call temen yang lain? Pada di Indonesia! Coba temen Malay? Selain nomor kontak memang sudah tidak ada karena BB ku baru aja hilang, memang kebanyakan teman yang kemungkinan bisa menjemput sedang liburan ke kampung masing-masing! This is Chinese New Year Holiday, bro! OMG! Darn me!
Ok, what else? Try to contact them via fb? I tried! But right at the middle of my struggling effort, my battery was out. Charge it? Sudah diusir dari tempat tunggu dan tidak bisa menemukan plug. Ngenet di McD? Duit lagi miris? Mau coba telfon lagi? Baterai hape habis! 
Akhirnya tanpa berfikir panjang dan tetap berfikir positif : MASA BACKPACKER TAKUT NYASAR DI NEGRI SENDIRI? DI NEGRI ORANG ANTENG2 AJAH?! Justru itu! Saya sendiri masih bingung sama KL yang lumayan besar ini (maklum kuliah di hutan). Akhirnya mau tidak mau berusaha mencari jalan keluar : cari tempat ngecharge atau meminjam hp orang buat telfon. Tapi dimana dan bagaimana??? In the middle of nowhere in midnight???
I kept walking. I found myself confidence as usual (but his time is overconfidence: without map!). So, with my sense saya berjalan kemana saja kaki saya melangkah menelusuri high way KL yang ampun lebarnya-dan cukup mengintimidasi pejalan kaki karena tidak tahu harus kemana-sambil *kalau niat* membaca sign board. Sedikit lega, tidak lama berjalan ketemu pasar seni. Lega gimana ? Tidak ada apa-apa di pasar seni jam 2 malam ! Akhirnya kaki terus menelurusi kompleks Bumidaya di KL, *itu lo deket-deket Jalan Perdana dsb. Tapi, saya berada di sisi seberangnya. Karna gelap saya sebelumnya sama sekali tidak tahu jalan apa yang saya lalui. Yang saya tahu, saya berjalan untuk menghabiskan waktu. Kalau capek, duduk sebentar, kalau ngantuk cari tempat bersandar yang aman. Wew!

Akhirnya saya sampai di sebuah jembatan kecil yang dibawahnya ada anak sungai (masih di area yang sama). Ada beberapa gelandangan yang tidur di sana, satu diantaranya terbangun tiba-tiba dengan gerak waspada (dikirain saya polisi kali yak), padahal saya gak berisik. Saya menyusuri bahu jembatan dan sebenarnya terbesit di kepala saya (dan sangat ingin) untuk tidur di situ (*capek bgt dah ah), tapi entah kenapa saya hanya duduk sebentar dan melanjutkan perjalanan. Saya menyeberangi jembatan kedua yang ada di sisi seberangnya dan tiba-tiba seorang bapak-bapak ikut berjalan tepat setelah saya melewatinya. Hiyaaa, serem! Saya diikuti! Saya melanjutkan perjalanan dengan langkah sedikit terburu-buru dan mengedarkan pandangan ke jalan memastikan ada orang lewat. Memang ada, tapi semuanya menggunakan mobil dan melaju kencang. Duh, bagaimana saya minta tolong ini? Setelah melihat ke belakang beberapa kali dan sampai di ujung jalan yang terang, saya akhirnya lega, karena bapak itu tadi sudah tidak kelihatan. Setelah perasaan thrilled yang cukup mendongkrak adrenalin, rasa penat pun muncul lagi. Saya menelusuri jalan dan menemukan sebuah terowongan untuk menyeberang jalan. Ooops! Sebuah tim produksi film sedang melakukan syuting. Saya bingung. Saya sangat ingin menyeberang, tapi mengganggu jalannya syuting? Arghh..bagaimana cara permisinya ya? Setelah dua kali turun naik tangga terowongan itu, saya akhirnya memberanikan diri untuk meminta izin menyeberangi terowongan. Jadilah sekarang saya yang menjadi sorotan, semua kru syuting dan artis (rata-rata artis cilik, kemungkinan mereka sedang syuting film anak-anak) melototi saya (style backpacker nyasar). Saya berhasil menyeberangi terowongan dan melihat toilet umum. Ah! Pas sekali. Dan kenyataannya : Tidak pas. Toilet umum yang dimaksud sudah tutup. Cobaan berikut datang lagi : Saya menahan rasa ingin kencing. Tidak lama kemudian, saya berada di Jalan Perdana dimana Museum dan Bangunan bersejarah lainya seperti Bangunan Komuter dsb ada di sana. 

Jalan Perdana






Saya sudah lelah bukan kepalang. Saya pun tiba dibelakang kompleks mesjid samping kanan yang pastinya pagar akses menuju mesjid ditutup. Setelah diperhatikan, ada yang aneh di situ! Ya! Saya akhirnya sadar, kalau ternyata di setiap gundukan dekorasi yang ada di taman belakang mesjid itu, ada orang yang sedang tidur. Akhirnya tanpa fikir panjang, saya menemukan spot di sudut bangunan. Peduli amat! Yang penting gue mau sleeping! Berbantalkan backpack dan memeluk ransel berisi laptop saya pun berusaha tidur. Akhirnya tertidur sebentar sambil tetap waspada. Sesekali saya terbangun dan memastikan barang masih lengkap.  Pukul 4.30 terbangun, bukan karena ingin bangun atau digerebek polisi, tapi karena saya digigit semut! Eeww.


Kompleks mesjid bag.belakang tampak samping kiri
Saya bangun dan sambil mengucek mata, mulai berjalan lagi menyusuri jalan. Tidak lama, ketemu restoran india yang sudah buka. Leganya ! Artinya apa ? 1) Bisa ke toilet 2) Bisa istirahat tenang sambil menaruh barang dengan santai 3) Sarapan subuh sambil nonton TV!
Restorannya bersih dan murah! Recommended banget! 

Ini dia restoran penyelamat saya :)

Setelah menyaksikan Stoke City dikalahkan 2-0 oleh Liverpool (gol kedua dicetak dengan manisnya oleh Suarez), saya beranjak untuk naik komuter menuju ke UKM. Sebenarnya saya berniat ingin mengunjungi Museum dan Bird Park dulu pagi hari nanti. Ya, dihitung-hitung tanggung sekali, biar puas sekalian trip backpacker mendadak di KL.haha. tapi mengingat saya masih membawa backpack yang cukup besar, saya menangguhkan niat. Haha. 

Jalur menuju komuter, arsitekturnya unik ya? :)

The Commuter Platform

Sekitar pukul 8 pagi saya tiba di stasiun Universitas saya dan naik shuttle bus menuju ke kolej kediaman.
What a trip!

Followers

 
;