Kompetisi Website Kompas MuDA – KFC
-Sayang budaya?-
Isu budaya mungkin menjadi polemik bagi sebagian orang. Saat isu-isu “kecolongan” terjadi, hampir setiap individu merasa “kehilangan” (baca : huru-hara). Namun, dibalik semua rasa memiliki tersebut, apakah kita sebenarnya cinta budaya dalam arti sebenar?
Mari telaah kembali hal – hal yang mungkin tanpa kita sadari telah mencuri pandangan kita tentang budaya.
1. Pengakuan budaya. Kita semua mengakui, Indonesia adalah Negara yang makmur, baik dari segi sumber daya alam maupun budaya yang beragam. Sedari kecil, paling tidak kita telah diajarkan ciri khas budaya masing-masing. Nah, apa yang terjadi sekarang? Generasi muda sudah bosan bahkan tidak ingin mendengar lagu daerah. Sangat banyak yang tidak tahu memainkan alat musik daerah sendiri bahkan tidak tahu tarian daerah sendiri, jangankan menarikannya. Kenyataannya, muda-mudi lebih memilih menguasai alat musik modern (baca : anak band).
Ironis, bukan? Saat budaya kita “direbut” oknum tertentu. Kita berkicau senyaring-nyaringnya, mengalahkan tokoh-tokoh budaya. Setiap orang beradu argumen di media-media massa dan elektronik,e.g: milis, forum etc. Tapi, sadarkah kita bahwa kita hanya terbawa emosi? Memang benar, rasa cinta tanah air sebagai wujud dedikasi itu penting. Tapi, semua itu non-sense kalau kita sendiri tidak tahu apa implementasi budaya itu sendiri. Tidak usah bicara panjang lebar, kalau kita sendiri tidak punya bukti kuat. Coba fikirkan,
-Sayang budaya?-
Isu budaya mungkin menjadi polemik bagi sebagian orang. Saat isu-isu “kecolongan” terjadi, hampir setiap individu merasa “kehilangan” (baca : huru-hara). Namun, dibalik semua rasa memiliki tersebut, apakah kita sebenarnya cinta budaya dalam arti sebenar?
Mari telaah kembali hal – hal yang mungkin tanpa kita sadari telah mencuri pandangan kita tentang budaya.
1. Pengakuan budaya. Kita semua mengakui, Indonesia adalah Negara yang makmur, baik dari segi sumber daya alam maupun budaya yang beragam. Sedari kecil, paling tidak kita telah diajarkan ciri khas budaya masing-masing. Nah, apa yang terjadi sekarang? Generasi muda sudah bosan bahkan tidak ingin mendengar lagu daerah. Sangat banyak yang tidak tahu memainkan alat musik daerah sendiri bahkan tidak tahu tarian daerah sendiri, jangankan menarikannya. Kenyataannya, muda-mudi lebih memilih menguasai alat musik modern (baca : anak band).
Ironis, bukan? Saat budaya kita “direbut” oknum tertentu. Kita berkicau senyaring-nyaringnya, mengalahkan tokoh-tokoh budaya. Setiap orang beradu argumen di media-media massa dan elektronik,e.g: milis, forum etc. Tapi, sadarkah kita bahwa kita hanya terbawa emosi? Memang benar, rasa cinta tanah air sebagai wujud dedikasi itu penting. Tapi, semua itu non-sense kalau kita sendiri tidak tahu apa implementasi budaya itu sendiri. Tidak usah bicara panjang lebar, kalau kita sendiri tidak punya bukti kuat. Coba fikirkan,