Tuesday, August 16, 2011 1 comments

Traveling in Taiwan? It’s also food matter!


Feeling hungry while exploring Taiwan? Grab some tasty dishes at Hinschu! Want to hear some suggestion? Check this out J
On my fabulous birthday, August 13th, my beloved host family brought us to Easyhouse restaurant. It offered delicious plus healthy meals. ‘Our mom’ said we were all being 'sudden' vegetarian that day only for me! What we had?



Next! The day wouldn’t have been completed without having family dinner. This time (still in my birthday nuance), we ate fine Chinese set at Shinbashi Chinese restaurant.
This is the best place to visit if you want to gain some weight! 'Cos the food keeps coming even before you could finish one served before. Well, it’s definitely not vegetarian restaurant. But yeah, another special thing in Taiwan : You could always get ‘easy access’ for vegetarian food. So, vegan and vegetarian, you all are guaranteed for safe and healthy stuffs right here in Taiwan! Well, see some snaps on highlight’s dishes!
 
Ready to rock Taiwan? Definitely eager to taste Taiwan’s delights!
Saytaiwan! #r2f
Tuesday, July 26, 2011 3 comments

Tembilahan, Indonesia Mini :)

Kali ini saya akan berbagi mengenai beberapa kebiasaan unik masyarakat kota Tembilahan. Ya, kota indah di daerah selatan provinsi Riau ini adalah ibukota kabupaten Indragiri Hilir sekaligus kota kelahiran saya. Negeri yang terkenal dengan sebutan “negeri seribu parit” ini memang unik. Sesuai gelarnya, kota ini memiliki banyak parit. Eit, jangan salah kaprah dulu. Parit di dalam terma kota ini adalah anak sungai kecil, bukan selokan atau got. Jadi bisa ditebak, kota ini pun memiliki "seribu jembatan“. Jembatannya pun bukan jembatan gantung biasa terlebih lagi batang pohon semata, namun jembatan yang dibangun adalah jembatan kokoh (besi) yang penyangganya langsung dibawa dari Australia. Menarik, bukan?

Jembatan penghubung di Rumbai
Nah, keunikan lain kota ini adalah keberagaman suku di dalamnya. Boleh dibilang, kota ini adalah Indonesia mini. Semua suku ada di sini. Ya tidak semua juga, tapi beberapa suku boleh kita sebutkan seperti Melayu, Banjar, Batak, Minang, Jawa, Sunda, Madura, Bugis, Tionghoa, dll. Lumayan banyak, ya ? Kota kecil yang berpenduduk 70 ribuan ini, hidup harmonis dengan semua keberagaman itu. Bayangkan saja, berbeda suku tentunya beda kebiasaan dong ? Jika disinkronisasikan pada sejarah, kota ini menjadi begitu beragam karena letaknya yang strategis. Sebagai daerah perairan, kota kecil ini tentunya menjadi akses dagang yang meluas. Juga, pada masa pra kemerdekaan banyak sekali tokoh-tokoh pahlawan seperti dari Kalimantan yang bersuku Banjar migrasi ke Riau, yaitu ke kota Tembilahan ini.
Jadi, sudah bisa diprediksi kebanyakan masyarakat kota ini, bahkan anak kecil mampu menguasai 2 atau 3 bahasa daerah. Mayoritas bahasa yang digunakan adalah bahasa Banjar, meskipun mayoritas penduduk adalah bersuku melayu. Jika dipasar, banyak juga yang menggunakan bahasa minang atau madura. Bahasa batak, jawa, hokkien, bugis dsb biasa digunakan dalam komunitas kecil misalnya di kampung jawa-sebuah komunitas mayoritas suku jawa yang hidup berdampingan. Jadi sedari kecil sudah terbiasa mendengar bahasa – bahasa daerah yang beragam.
Dari keberagaman inilah banyak kebiasaan-kebiasaan unik yang muncul. Salah satunya, pengucapan salam. Biasanya kita menggunakan salam seperti "Assalamu’alaikum" bagi yang muslim atau secara umum "Permisi", bukan ? Nah, di kota ini kami biasa mengucapkan "Ooorangnya" dibaca dengan huruf "o" yang sedikit dipanjangkan (sesuai penulisan) dan diikuti dengan "-rangnya" yang diiramakan. Secara literal kata "orang" ditujukan kepada orang yang dipanggil. Dan uniknya, panggilan ini tidak mengenal gender ataupun usia. Jadi, berlaku untuk semua orang khususnya orang yang tidak dikenal.



Hal unik lainnya adalah gaya khas percakapan. Kami biasa menggunakan partikel partikel tertentu di akhiran kalimat seperti juga dalam bahasa lainnya : toh dll. Bedanya, bahasa ini menjadi bahasa ‘tembilahan’ dan bukan lagi menjadi bahasa kesukuan saja. Bahkan suku Tionghoa pun juga mahir sekali dengan dialek ‘kebanjar-banjaran’ ini. Tiga diantaranya : pang, de‘ (dibaca dengan 'e' lemah), leh (dibaca dengan 'e' seperti dalam ‚lenggang‘). Partikel 'pang' digunakan untuk penekanan kalimat, contohnya : Nang itu tu pang tu‘ (Yang itu tuh!), jadi tidak memiliki makna tertentu. Sedangkan de‘ dan leh digunakan sebagai pengganti “..., kan?“ atau bisa juga sebagai pengganti "ya“ pada akhir kalimat, contohnya: Iye, de‘ = Iya, ya. Bedanya, de‘ digunakan dalam komunitas melayu tembilahan dan leh digunakan dalam percakapan bahasa banjar. Contoh penggunaan leh : Nang ini, leh? (Yang ini, bukan?).

Sekian dulu. Tunggu postingan mengenai kebiasaan tau budaya unik lainnya ! :)
Thursday, July 7, 2011 0 comments

Tips mengurus visa di kedutaan besar luar negri

Postingan ini saya buat sekedar berbagi pengalaman saat mengurus visa.
VISA! Apa itu visa? Credit Card? Hurm, ato jajanan sore yang biasa dikenal dengan nama VISA GORENG? Pisang Goreng!
Pada dasarnya Visa adalah dokumen izin perjalanan antar negara. Nah, jadi gak bisa asal jalan! Kudu sah aka legal kalau gak mau dideportasi setelah sampai di tujuan. Visa ini di atur berdasarkan hubungan kerjasama yang terjalin antara negara – negara terkait. Negara-negara dalam regional tertentu melalui ikatan regionalism umumnya telah bersepakat dalam pengaturan kunjung mengunjungi ini. Jadi dalam kondisi tertentu kita gak perlu Visa aka Visa Waiver/Visa Free. Visa juga terbagi atas beberapa kategori. Kalau biasanya di kedutaan akan di tulis kode A,B,C dsb. Nah, kode tersebut menunjukan tipe visa kita yang tidak lain berhubungan dengan maksud dan tujuan kunjungan kita. Ya contohnya jalan-jalan, bisnis, kunjungan resmi (ke istana atas undangan resmi, urusan diplomatik), pendidikan (belajar di luar negri), misi budaya, dsb. Ada skala prioritas? Ada! Pada kondisi tertentu, pihak kedutaan berhak menolak aplikasi visa kita. Di lain sisi, kita juga berhak mengulangi aplikasi. Tapi bayar lagi biaya urusannya karena diterima atau tidaknya visa, uang adm dianggap hangus! Skala prioritas tersebut tentunya berhubungan dengan beberapa faktor, misalnya : Jenis paspor. Kalau kamu adalah duta, diplomat dan sejenis orang resmi lainnya, ya gak perlu repot karena biasanya banyak pengecualian, bahkan visa waiver! Faktor lainnya : Tujuan kunjungan. Seperti dibahas di atas. Kalau kunjungan lo gak jelas, ya gak bakal di approve! Maksud loe ‚gak jelas‘? Takut lo jadi gelandangan di negara tujuan! Nah, tujuan perjalanan kamu bisa dikategorikan gak jelas karena faktor dokumen-dokumen pendukung perjalanan yang merupakan bagian dari aplikasi visa, seperti : tiket pergi-pulang (Wajib! Gak bisa nungguin ortu or temen nyusul buat bliin!), juga surat undangan (konferens,misi budaya,dsb). Trus juga surat keterangan sponsor (maksudnya siapa yang nanggung biaya hidup).

Dalam hal ini kalau emang pengen jalan – jalan doang dan gak punya sodara ato temen yagn bisa ditumpangin di negara tujuan, berarti ya nanggung sendiri dong,ya = fotokopi bukti rekening bank sebagai bukti lo bisa hidup di negara tujuan dan balik lagi. Biasanya ada alternatif buat keterangan sponsor dsb ini, yakni cari temen di website traveling seperti couchsurfing dsb. Tujuan websitenya sederhana : gue mau ke negara lo, numpang ye! So, kalau udah klop ama calon host loe, mereka bisa kasi keterangan terkait, semisal alamat mereka dsb yang bakal ngebantu banget dalam proses pengurusan visa.
Semua faktor di atas gak menjamin visa lo diterima! Berangkat dari beberapa pengalaman temen gue, meskipun apply buat konferensi internasional, tetep aja ditolak dan harus apply lagi. Tapi, kalau lo lucky, visa bahkan bisa gratis! Gue pernah dapet!
Nah, gimana tuh caranya ngurus visa?
1) Setelah tahu tujuan negara lo, langsung aja googling official website ministry of foreign affairsnya mereka. Tinggal klik bagian visa. Kalau website resmi gak ada, lo bisa googling aja pake keyword semisal “Visa to XXX for Indonesian passport holder”. Ntar bakal ada banyak referensi, bahkan dari website kedutaan-kedutaan/konsulat luar negri Negara bersangkutan. Trus liat visa exemption/waiver nya. Kalau Indonesia termasuk Visa Free, lo tinggal cabut! Kalau ada tulisan VOA, itu artinya Visa On Arrival. Kategori ini juga ngebantu banget, karena kalau waktu lo mepet buat ngurus visa dan gak mau repot ngisi2 form beserta dokumen2 kayak di atas tadi, visa jenis ini adalah alternative +1000! Karena kita dikasi kesempatan buat masuk hanya dengan bayar sejumlah kecil uang (berdasarkan durasi tinggal) pas nyampe di Negara bersangkutan! Nah, kalau di website bersangkutan Indonesia gak dapet exemption/VOA, lanjut ke tips 2!
2) Baca syarat-syarat aplikasi visa di website yang udah dijelasin di atas
3) Download semua dokumen terkait. Isi forumulir visa sebisanya. Yang gak ngerti ya, tinggalin! Ntar petugas yang ngelayanin bakal bantu, kok.
4) Jangan lupa foto! Biasanya foto ini preferable berlatar putih, ukuran ya passport size, trus satu lagi : Jangan senyum! Senyum boleh, tapi jangan sampai kelihatan gigi sedikitpun! #pengalamanburukfotosenyum.
5) Sediain uang cash yang pas buat bayar visanya.
6) Kalau gak ngerti atau puyeng ama syarat-syaratnya. Tinggal telp aja tuh kedutaan bersangkutan. Nomer telp nya? Ya tinggal klik di “contact us” websitenya.
Nah, kenapa gue saranin buat nyiapin dokumennya duluan? Karena kebanyakan orang yang datang ke kedutaan, ngantri lama2, cuma buat nanya syarat2!? So, daripada bolak-balik gak jelas, mendingan persiapkan aja dokumen2 pelengkapnya dulu.
Ini link postingan beberapa Negara visa free and VOA buat Indonesian Passport Holder :
Siap ngurus, visa? Yuk, traveling!
Sunday, July 3, 2011 0 comments

Say Taiwan 2011!

This will begin with : HAPPY 100 ANNIVERSARY Taiwan, Republic of China! As some of you might aware, this year is special year for Taiwan, which also known as Republic of China (R.O.C). It’s definitely big year for them to reflect development aspects during 100 years birthday. Celebrating its big year, ROC’s running number of magnificent events the whole year. Those programs are very well coordinated and involving until grassroots organization and bodies. The government divides the program into several levels : local cities and counties, national and international events. http://taiwanroc100.tw/english/default.aspx. Some programs are running the whole year to celebrate the spirit of diamond year!

Speaking of marvelous event, when I was still in Germany for a student week, I was so excited the time I checked my email on 18/5/2011 : I got email from Say Taiwan! Even if it was only confirmation of availability to ensure I was able to attend or not, but skimming through the email’s content, I was 80% sure I was selected. Haha (so confident, huh?). Then when the final list was out end of May, I was sooo happy that my name was there!!!!
This program is designed for 250 elite youths all over the world to experience Taiwan culture by Homestay program starting on 12 – 25 August 2011. Government of Taiwan wishes this program would be effective way to promote Taiwan tourism to international eyes. Is it really international? You can check the delegates list here :
http://taiwanroc100.tw/100homestay_en/News_detail.aspx?p=1&n=143&s=779. We really are world representatives! Frankly speaking, I can’t wait to meet inspiring youths from Papua New Guinea, Saint Lucia, Mali, Fiji, Saint Kitts and Nevis, Nauru, Somalia, Tuvalu, French Polynesia, French Guyana, Burkina Faso, and Haiti whom I have never met yet. I do believe this program is gonna be huge program and two thumbs up for the ministry of cultural affair. I really am grateful being selected as one of the only 3 delegates from Indonesia! As some of you know, I am international student resides outside Indonesia. It sometimes makes things complicated. But destiny always speaks at the right time J I feel so lucky! What makes it complete? They provide us with round-trip air ticket! 
If some of you are curious how it happened, let’s review the process. The application was open for youth age 18 -30 all over the world starting on March 15 – April 15. Screening process was done by respected figures and experts of Taiwan. All applicants were asked to fill application form with some questions regarding Taiwan Culture and proposal of how would delegates promoting Taiwan’s culture. Additional question sheet related to recommendation letter, social activities, and cultural related talents were some aspects listed. And of course : Achievement! because applicants were assessed based on his/her achievement in national and international level.
A 3 minute introduction video about applicant’s personal info and motivation was an optional requirement. Oops, I didn’t even make one. ahha. Well, I did consider to make one even it was only optional but I was quite busy with final exam in universities and as a ‘great procrastinator’, I applied last minute!! Haha.
Want to hear more about the event? I’ll keep you guys updated with bunch of interesting stories!!
Taiwan, I’ll Rock you in August!!!

You can find out further info about the program here :   

Avant-propos!

Welcome to my page! Feel free to drop your comment :)

Introduction

Welcome

.

Twitter

“We are born to learn, We learn to know, We know to share, We share to think, We think for CHANGE!”-Raja Reza Fahlevi

Traveling in Taiwan? It’s also food matter!


Feeling hungry while exploring Taiwan? Grab some tasty dishes at Hinschu! Want to hear some suggestion? Check this out J
On my fabulous birthday, August 13th, my beloved host family brought us to Easyhouse restaurant. It offered delicious plus healthy meals. ‘Our mom’ said we were all being 'sudden' vegetarian that day only for me! What we had?



Next! The day wouldn’t have been completed without having family dinner. This time (still in my birthday nuance), we ate fine Chinese set at Shinbashi Chinese restaurant.
This is the best place to visit if you want to gain some weight! 'Cos the food keeps coming even before you could finish one served before. Well, it’s definitely not vegetarian restaurant. But yeah, another special thing in Taiwan : You could always get ‘easy access’ for vegetarian food. So, vegan and vegetarian, you all are guaranteed for safe and healthy stuffs right here in Taiwan! Well, see some snaps on highlight’s dishes!
 
Ready to rock Taiwan? Definitely eager to taste Taiwan’s delights!
Saytaiwan! #r2f

Tembilahan, Indonesia Mini :)

Kali ini saya akan berbagi mengenai beberapa kebiasaan unik masyarakat kota Tembilahan. Ya, kota indah di daerah selatan provinsi Riau ini adalah ibukota kabupaten Indragiri Hilir sekaligus kota kelahiran saya. Negeri yang terkenal dengan sebutan “negeri seribu parit” ini memang unik. Sesuai gelarnya, kota ini memiliki banyak parit. Eit, jangan salah kaprah dulu. Parit di dalam terma kota ini adalah anak sungai kecil, bukan selokan atau got. Jadi bisa ditebak, kota ini pun memiliki "seribu jembatan“. Jembatannya pun bukan jembatan gantung biasa terlebih lagi batang pohon semata, namun jembatan yang dibangun adalah jembatan kokoh (besi) yang penyangganya langsung dibawa dari Australia. Menarik, bukan?

Jembatan penghubung di Rumbai
Nah, keunikan lain kota ini adalah keberagaman suku di dalamnya. Boleh dibilang, kota ini adalah Indonesia mini. Semua suku ada di sini. Ya tidak semua juga, tapi beberapa suku boleh kita sebutkan seperti Melayu, Banjar, Batak, Minang, Jawa, Sunda, Madura, Bugis, Tionghoa, dll. Lumayan banyak, ya ? Kota kecil yang berpenduduk 70 ribuan ini, hidup harmonis dengan semua keberagaman itu. Bayangkan saja, berbeda suku tentunya beda kebiasaan dong ? Jika disinkronisasikan pada sejarah, kota ini menjadi begitu beragam karena letaknya yang strategis. Sebagai daerah perairan, kota kecil ini tentunya menjadi akses dagang yang meluas. Juga, pada masa pra kemerdekaan banyak sekali tokoh-tokoh pahlawan seperti dari Kalimantan yang bersuku Banjar migrasi ke Riau, yaitu ke kota Tembilahan ini.
Jadi, sudah bisa diprediksi kebanyakan masyarakat kota ini, bahkan anak kecil mampu menguasai 2 atau 3 bahasa daerah. Mayoritas bahasa yang digunakan adalah bahasa Banjar, meskipun mayoritas penduduk adalah bersuku melayu. Jika dipasar, banyak juga yang menggunakan bahasa minang atau madura. Bahasa batak, jawa, hokkien, bugis dsb biasa digunakan dalam komunitas kecil misalnya di kampung jawa-sebuah komunitas mayoritas suku jawa yang hidup berdampingan. Jadi sedari kecil sudah terbiasa mendengar bahasa – bahasa daerah yang beragam.
Dari keberagaman inilah banyak kebiasaan-kebiasaan unik yang muncul. Salah satunya, pengucapan salam. Biasanya kita menggunakan salam seperti "Assalamu’alaikum" bagi yang muslim atau secara umum "Permisi", bukan ? Nah, di kota ini kami biasa mengucapkan "Ooorangnya" dibaca dengan huruf "o" yang sedikit dipanjangkan (sesuai penulisan) dan diikuti dengan "-rangnya" yang diiramakan. Secara literal kata "orang" ditujukan kepada orang yang dipanggil. Dan uniknya, panggilan ini tidak mengenal gender ataupun usia. Jadi, berlaku untuk semua orang khususnya orang yang tidak dikenal.



Hal unik lainnya adalah gaya khas percakapan. Kami biasa menggunakan partikel partikel tertentu di akhiran kalimat seperti juga dalam bahasa lainnya : toh dll. Bedanya, bahasa ini menjadi bahasa ‘tembilahan’ dan bukan lagi menjadi bahasa kesukuan saja. Bahkan suku Tionghoa pun juga mahir sekali dengan dialek ‘kebanjar-banjaran’ ini. Tiga diantaranya : pang, de‘ (dibaca dengan 'e' lemah), leh (dibaca dengan 'e' seperti dalam ‚lenggang‘). Partikel 'pang' digunakan untuk penekanan kalimat, contohnya : Nang itu tu pang tu‘ (Yang itu tuh!), jadi tidak memiliki makna tertentu. Sedangkan de‘ dan leh digunakan sebagai pengganti “..., kan?“ atau bisa juga sebagai pengganti "ya“ pada akhir kalimat, contohnya: Iye, de‘ = Iya, ya. Bedanya, de‘ digunakan dalam komunitas melayu tembilahan dan leh digunakan dalam percakapan bahasa banjar. Contoh penggunaan leh : Nang ini, leh? (Yang ini, bukan?).

Sekian dulu. Tunggu postingan mengenai kebiasaan tau budaya unik lainnya ! :)

Tips mengurus visa di kedutaan besar luar negri

Postingan ini saya buat sekedar berbagi pengalaman saat mengurus visa.
VISA! Apa itu visa? Credit Card? Hurm, ato jajanan sore yang biasa dikenal dengan nama VISA GORENG? Pisang Goreng!
Pada dasarnya Visa adalah dokumen izin perjalanan antar negara. Nah, jadi gak bisa asal jalan! Kudu sah aka legal kalau gak mau dideportasi setelah sampai di tujuan. Visa ini di atur berdasarkan hubungan kerjasama yang terjalin antara negara – negara terkait. Negara-negara dalam regional tertentu melalui ikatan regionalism umumnya telah bersepakat dalam pengaturan kunjung mengunjungi ini. Jadi dalam kondisi tertentu kita gak perlu Visa aka Visa Waiver/Visa Free. Visa juga terbagi atas beberapa kategori. Kalau biasanya di kedutaan akan di tulis kode A,B,C dsb. Nah, kode tersebut menunjukan tipe visa kita yang tidak lain berhubungan dengan maksud dan tujuan kunjungan kita. Ya contohnya jalan-jalan, bisnis, kunjungan resmi (ke istana atas undangan resmi, urusan diplomatik), pendidikan (belajar di luar negri), misi budaya, dsb. Ada skala prioritas? Ada! Pada kondisi tertentu, pihak kedutaan berhak menolak aplikasi visa kita. Di lain sisi, kita juga berhak mengulangi aplikasi. Tapi bayar lagi biaya urusannya karena diterima atau tidaknya visa, uang adm dianggap hangus! Skala prioritas tersebut tentunya berhubungan dengan beberapa faktor, misalnya : Jenis paspor. Kalau kamu adalah duta, diplomat dan sejenis orang resmi lainnya, ya gak perlu repot karena biasanya banyak pengecualian, bahkan visa waiver! Faktor lainnya : Tujuan kunjungan. Seperti dibahas di atas. Kalau kunjungan lo gak jelas, ya gak bakal di approve! Maksud loe ‚gak jelas‘? Takut lo jadi gelandangan di negara tujuan! Nah, tujuan perjalanan kamu bisa dikategorikan gak jelas karena faktor dokumen-dokumen pendukung perjalanan yang merupakan bagian dari aplikasi visa, seperti : tiket pergi-pulang (Wajib! Gak bisa nungguin ortu or temen nyusul buat bliin!), juga surat undangan (konferens,misi budaya,dsb). Trus juga surat keterangan sponsor (maksudnya siapa yang nanggung biaya hidup).

Dalam hal ini kalau emang pengen jalan – jalan doang dan gak punya sodara ato temen yagn bisa ditumpangin di negara tujuan, berarti ya nanggung sendiri dong,ya = fotokopi bukti rekening bank sebagai bukti lo bisa hidup di negara tujuan dan balik lagi. Biasanya ada alternatif buat keterangan sponsor dsb ini, yakni cari temen di website traveling seperti couchsurfing dsb. Tujuan websitenya sederhana : gue mau ke negara lo, numpang ye! So, kalau udah klop ama calon host loe, mereka bisa kasi keterangan terkait, semisal alamat mereka dsb yang bakal ngebantu banget dalam proses pengurusan visa.
Semua faktor di atas gak menjamin visa lo diterima! Berangkat dari beberapa pengalaman temen gue, meskipun apply buat konferensi internasional, tetep aja ditolak dan harus apply lagi. Tapi, kalau lo lucky, visa bahkan bisa gratis! Gue pernah dapet!
Nah, gimana tuh caranya ngurus visa?
1) Setelah tahu tujuan negara lo, langsung aja googling official website ministry of foreign affairsnya mereka. Tinggal klik bagian visa. Kalau website resmi gak ada, lo bisa googling aja pake keyword semisal “Visa to XXX for Indonesian passport holder”. Ntar bakal ada banyak referensi, bahkan dari website kedutaan-kedutaan/konsulat luar negri Negara bersangkutan. Trus liat visa exemption/waiver nya. Kalau Indonesia termasuk Visa Free, lo tinggal cabut! Kalau ada tulisan VOA, itu artinya Visa On Arrival. Kategori ini juga ngebantu banget, karena kalau waktu lo mepet buat ngurus visa dan gak mau repot ngisi2 form beserta dokumen2 kayak di atas tadi, visa jenis ini adalah alternative +1000! Karena kita dikasi kesempatan buat masuk hanya dengan bayar sejumlah kecil uang (berdasarkan durasi tinggal) pas nyampe di Negara bersangkutan! Nah, kalau di website bersangkutan Indonesia gak dapet exemption/VOA, lanjut ke tips 2!
2) Baca syarat-syarat aplikasi visa di website yang udah dijelasin di atas
3) Download semua dokumen terkait. Isi forumulir visa sebisanya. Yang gak ngerti ya, tinggalin! Ntar petugas yang ngelayanin bakal bantu, kok.
4) Jangan lupa foto! Biasanya foto ini preferable berlatar putih, ukuran ya passport size, trus satu lagi : Jangan senyum! Senyum boleh, tapi jangan sampai kelihatan gigi sedikitpun! #pengalamanburukfotosenyum.
5) Sediain uang cash yang pas buat bayar visanya.
6) Kalau gak ngerti atau puyeng ama syarat-syaratnya. Tinggal telp aja tuh kedutaan bersangkutan. Nomer telp nya? Ya tinggal klik di “contact us” websitenya.
Nah, kenapa gue saranin buat nyiapin dokumennya duluan? Karena kebanyakan orang yang datang ke kedutaan, ngantri lama2, cuma buat nanya syarat2!? So, daripada bolak-balik gak jelas, mendingan persiapkan aja dokumen2 pelengkapnya dulu.
Ini link postingan beberapa Negara visa free and VOA buat Indonesian Passport Holder :
Siap ngurus, visa? Yuk, traveling!

Say Taiwan 2011!

This will begin with : HAPPY 100 ANNIVERSARY Taiwan, Republic of China! As some of you might aware, this year is special year for Taiwan, which also known as Republic of China (R.O.C). It’s definitely big year for them to reflect development aspects during 100 years birthday. Celebrating its big year, ROC’s running number of magnificent events the whole year. Those programs are very well coordinated and involving until grassroots organization and bodies. The government divides the program into several levels : local cities and counties, national and international events. http://taiwanroc100.tw/english/default.aspx. Some programs are running the whole year to celebrate the spirit of diamond year!

Speaking of marvelous event, when I was still in Germany for a student week, I was so excited the time I checked my email on 18/5/2011 : I got email from Say Taiwan! Even if it was only confirmation of availability to ensure I was able to attend or not, but skimming through the email’s content, I was 80% sure I was selected. Haha (so confident, huh?). Then when the final list was out end of May, I was sooo happy that my name was there!!!!
This program is designed for 250 elite youths all over the world to experience Taiwan culture by Homestay program starting on 12 – 25 August 2011. Government of Taiwan wishes this program would be effective way to promote Taiwan tourism to international eyes. Is it really international? You can check the delegates list here :
http://taiwanroc100.tw/100homestay_en/News_detail.aspx?p=1&n=143&s=779. We really are world representatives! Frankly speaking, I can’t wait to meet inspiring youths from Papua New Guinea, Saint Lucia, Mali, Fiji, Saint Kitts and Nevis, Nauru, Somalia, Tuvalu, French Polynesia, French Guyana, Burkina Faso, and Haiti whom I have never met yet. I do believe this program is gonna be huge program and two thumbs up for the ministry of cultural affair. I really am grateful being selected as one of the only 3 delegates from Indonesia! As some of you know, I am international student resides outside Indonesia. It sometimes makes things complicated. But destiny always speaks at the right time J I feel so lucky! What makes it complete? They provide us with round-trip air ticket! 
If some of you are curious how it happened, let’s review the process. The application was open for youth age 18 -30 all over the world starting on March 15 – April 15. Screening process was done by respected figures and experts of Taiwan. All applicants were asked to fill application form with some questions regarding Taiwan Culture and proposal of how would delegates promoting Taiwan’s culture. Additional question sheet related to recommendation letter, social activities, and cultural related talents were some aspects listed. And of course : Achievement! because applicants were assessed based on his/her achievement in national and international level.
A 3 minute introduction video about applicant’s personal info and motivation was an optional requirement. Oops, I didn’t even make one. ahha. Well, I did consider to make one even it was only optional but I was quite busy with final exam in universities and as a ‘great procrastinator’, I applied last minute!! Haha.
Want to hear more about the event? I’ll keep you guys updated with bunch of interesting stories!!
Taiwan, I’ll Rock you in August!!!

You can find out further info about the program here :   

Followers

 
;